Pakai Jilbab Kok Bajunya Ketat, Mbak?



Saya mengagumi para wanita yang memilih untuk memakai jilbab. Mereka benar-benar mau berkomitmen kepada agamanya. Tetapi, saya mengaku bingung sewaktu melihat para wanita yang memakai jilbab, tetapi berpakaian ketat atau seksi. Ingin saya tanya kepada mereka… mengapa memilih untuk memakai jilbab jika pakaian Anda ketat (memberi kesan ‘menggoda’)? (alexia)
=======================================
Hasil gambar untuk hijab -cewek dengan kerudung gaul nya-
Tulisan ini muncul saat melihat sekeliling.. yang memakai kerudung.. tapi hampir tak berbeda gaya nya dan sangat jauh dari gaya wanita muslimah.. bukan maksud untuk mempertanyakan atau apalah.. tapi hanya ingin mengingatkan.. Wanita yang Berpakaian Tapi Telanjang, Sadarlah!
Bila ciri-ciri sebagai berikut tidak ada pada Anda, pastikan bahwa Anda kehilangan kesempatan untuk menjadi miss “jilbab seksi”
* Kerudung yang hanya menutupi batok kepala, sedangkan leher dan telinga terbuka.
* Baju sempit dan pendek sehingga bila duduk, kulit punggung bagian bawah bisa kelihatan, bahkan kadang celana dalam juga bisa “mengintip” .
* Pakaian yang ketat hingga bentuk payudara juga akan terlihat “menantang”.Celana ketat hingga pinggul akan tercetak dengan jelas.
* Baju yang tipis/transparan apalagi dipadu dengan kerudung yang kecil sekali sehingga kulit tubuh dan pakaian dalamnya bagian atas (terutama bila berwarna hidup) terlihat “melambai” .
* Wig karena dianggap sebagai ganti jilbab.Pemakainya mungkin tidak tahu bahwa jilbab bukan hanya menutupi kepala dan rambut dan bahwa menutupi lekuk tubuh terutama dada dan dan persimpangan dua paha lebih penting.
* Penutup kepala (kerpus) yang dulu dipakai oleh nenek-nenek pengajian atau bayi. Terlihat lebih lucu bila diganti dengan songkok atau benda keras persegi di atasnya seperti podium berjalan.
* Rok atau baju dengan bahan mirip kaos sehingga bagian belakang (termasuk cetakan CD) terlihat “agresif”.
* Tas punggung dan tas selempang dengan tali yang dibiarkan menjadi separator “mempertegas” lekuk bagian dada.
* Rok tipis, warna putih atau pink atau sejenisnya yang hanya dirangkapi celana kulot (longgar) bisa “mempublish” kaki dan bagian dalamnya terutama siang hari berkat bantuan cahaya yang mampu mata pihak lain menerawang.
* Baju kurung, gamis atau kemeja yang ujung tangannya agak longgar sehingga bila mengangkat tangan maka akan terbuka lorong kecil menuju bagian dalam. (lengan memang harus longgar sehingga bentuk tangan tidak kelihatan, namun hati2 jangan sampai terbuka))
* Kerudung langsung bahan kaos yang menempel di dada sangat mungkin memperlihatkan bagian dada
Beberapa gelintir perempuan berkomentar, “Lho, masih mending memakai kerudung atau jilbab gaul, daripada tidak sama sekali?!” Yang lainnya menyatakan, “Ini kan masih belajar untuk menutup aurat.” Ya, kerudung gaul selalu dianggap lebih baik daripada tidak menutup aurat sama sekali. Atau juga dianggap sebagai sebuah proses belajar menutup aurat. Pernyataan-pernyataan tersebut sekilas tampak benar, namun sejatinya sungguh keliru. Karena seorang muslim diharuskan untuk menjalani setiap perintah syariat secara total atau kaffah.
Alih-alih menggunakan kerudung gaul untuk proses belajar menutup aurat, namun setelah itu terkadang lupa akan aturan syariat yang sebenarnya. Walaupun kemudian mereka sadar akan aturan yang sesungguhnya, namun kemudian sulit untuk berubah. Alih-alih dipandang sebagai sebuah kebaikan daripada tidak menutup aurat sama sekali, mereka justru beriman setengah-setengah.
mungkin saya sendiri masih gak benar... mungkin itu betul.. yaa.. betul..
“Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: [1] Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan [2] para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim no. 2128)
PAKAIAN ISLAMI BAGI WANITA (TIGA SYARAT HIJAB)
Ada beberapa syarat yang harus dipahami remaja putri dan wanita muslim ketika hendak mengenakan hijab atau jilbab syar’i, sebagaimana dilansir situs Islam www.alsofwah.or.id.
PERTAMA, hendaknya menutup seluruh tubuh dan tidak menampakkan anggota tubuh sedikit pun, selain yang dikecualikan karena Allah berfirman, “Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dada mereka dan janganlah menampakkan perhiasan mereka, kecuali yang biasa nampak.” (An-Nur: 31)
KEDUA, hendaknya hijab tidak menarik perhatian pandangan laki-laki bukan mahram. Agar hijab tidak memancing pandangan kaum laki-laki, maka harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Hendaknya hijab terbuat dari kain yang tebal, tidak menampakkan warna kulit tubuh (transfaran).
2. Hendaknya hijab tersebut longgar dan tidak menampakkan bentuk anggota tubuh.
3. Hendaknya hijab tersebut tidak berwarna-warni dan tidak bermotif.
Hijab bukan merupakan pakaian kebanggaan dan kesombongan, karena Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang mengenakan pakaian kesombongan (kebanggaan) di dunia maka Allah akan mengenakan pakaian kehinaan nanti pada Hari Kiamat kemudian dibakar dengan Neraka.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah, dan hadits ini hasan).
Hendaknya hijab tersebut tidak diberi parfum atau wewangian berdasarkan hadits dari Abu Musa Al-Asy’ari, dia berkata bahwa Rasulullah bersabda, “Siapa pun wanita yang mengenakan wewangian, lalu melewati segolongan orang agar mereka mencium baunya, maka dia adalah wanita pezina.” (HR. Abu Dawud, An-Nasa‘i dan At-Tirmidzi, dan hadits ini Hasan).
KETIGA, hendaknya pakaian atau hijab yang dikenakan tidak menyerupai pakaian laki-laki atau pakaian kaum wanita kafir, karena Rasulullah bersabda, sebagaimana diriwayatkan Abu Dawud dan Ahmad, “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka dia termasuk bagian dari mereka.”
dan yang harus di ingat tentang pakaian wanita adalah yang sesuai dengan Firman Allah dalam surat An-nur : 31 dan Al-Ahzab : 33
catatan:
di indonesia, masyarakat mendefinisikan jilbab sama dengan kerudung, sebagaimana tercantum dalam kamus besar bahasa indonesia. Banyak kata2 bahasa arab yang setelah diserap ke dalam bahasa indonesia mengalami perubahan makna, misalnya kata; muhrim, fitnah, jilbab, dll
DEFINISI JILBAB
Secara bahasa, dalam kamus al Mu’jam al Wasith 1/128, disebutkan bahwa jilbab memiliki beberapa makna, yaitu:
-Qomish (sejenis jubah).
-Kain yang menutupi seluruh badan.
-Khimar (kerudung).
-Pakaian atasan seperti milhafah (selimut).
-Semisal selimut (baca: kerudung) yang dipakai seorang wanita untuk menutupi tubuhnya.
Adapun secara istilah, berikut ini perkataan para ulama’ tentang hal ini.
Ibnu Hazm rahimahullah mengatakan, “Jilbab menurut bahasa Arab yang disebutkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah pakaian yang menutupi seluruh badan, bukan hanya sebagiannya.” Sedangkan Ibnu Katsir mengatakan, “Jilbab adalah semacam selendang yang dikenakan di atas khimar yang sekarang ini sama fungsinya seperti izar (kain penutup).” (Syaikh Al Bani dalam Jilbab Muslimah).
Syaikh bin Baz (dari Program Mausu’ah Fatawa Lajnah wal Imamain) berkata, “Jilbab adalah kain yang diletakkan di atas kepala dan badan di atas kain (dalaman). Jadi, jilbab adalah kain yang dipakai perempuan untuk menutupi kepala, wajah dan seluruh badan. Sedangkan kain untuk menutupi kepala disebut khimar. Jadi perempuan menutupi dengan jilbab, kepala, wajah dan semua badan di atas kain (dalaman).”
Yang namanya jilbab adalah kain yang dikenakan oleh wanita untuk menyelimuti tubuhnya diatas pakaian (baju) yang ia kenakan. Ini adalah definisi pendapat yang paling shahih (yang paling benar).


alsofwah.or.id

0 Komentar:

Komentar yang menyertakan link aktif, iklan, atau titip link, akan dimasukan ke folder SPAM.
Untuk pertanyaan di luar topik artikel silahkan Tanyakan Di Facebook Saya Dengan Cara Like FB dan Tanyakan Di Inbox.
Terima Kasih !!

fixedbanner